Sri Fatmawati
Putri Desa Jadi ‘Sri’kandi Muda
Sri Farmawati, mungkin banyak yang belum mengenal atlet kelahiran 7
Juni 1999 ini. Ia memulai kariernya di bulu tangkis ketika ikut melihat
saudaranya bermain bulu tangkis di desanya. “Dulu sih tau bulu tangkis dari
lihat saudara main. Terus lama-lama suka dan ikut main juga,” kenang Sri.
Atlet asal Desa Tamansari
Kecamatan Dringu Probolinggo ini mulai bermain bulu tangkis dari umur 6 tahun. Orang
tuanya sangat mendukung ia menekuni dunia bulu tangkis. Lalu ia dimasukan ke
Abadi Badminton Club di Problolinggo. Dari sanalah Sri dibina mulai dari nol
hingga bisa masuk ke Pelatcab Abadi Probolinggo sebagai 7 atlet terbaik Se-Kabupaten Probolinggo.
“Saya merasa bangga melatih Sri
dari yang belum bisa mukul dan akhirnya bisa membanggakan. Dia anak yang nurut
saya yakin pasti dia bisa berprestasi lebih baik lagi. Pelatcab Abadi
Probolinggo memang menyaring 7 atlet terbaik daerah untuk bisa masuk dan
diikutkan pada kejuaraan-kejuaraan nasional, terutama Sirnas,” ujar Isye
pelatih dari Sri.
Dengan perjuangan keras, atlet
yang terdaftar sebagai Siswi Kelas 8 di SMP 2 Dringu ini, akhirnya menuai
prestasi. Pada tahun 2013 ia berhasil menjuarai 4 dari 6 sirnas yang diikuti. Torehan prestasi
pun dipertahankannya sampai pertengahan tahun ini. Terbukti atlet yang mengidolakan Susi Susanti
ini, berhasil menjuarai Sirnas Makasar dan Walikota Cup di Surabaya dengan
mengalahkan Sang Juara Asia Youth Championship dari Jepang, Nidaira Natsuki.
Seiring banyaknya prestasi yang
diperoleh Sri, banyak klub besar pula yang ingin meminangnya. Namun atlet masa depan indonesia ini memilih
untuk berkarier di klub daerah asalnya. Orang tuanya pun mendukung pilihan Sri tersebut.
“Mau di sini aja, kalau di sini
aku bisa melanjutkan sekolah formal dan ga mau jauh dari orang tua juga,” ujar
atlet yang mengaku senang bermain rally ini. Hal senada pun dikatakan oleh
pelatihnya. Ibu Isye sapaan akrab pelatih Sri ini mengutip perkataan orang tua
Sri bahwa selagi masih bisa berprestasi di klub kecil mengapa harus pindah ke
klub besar.
Hidup adalah sebuah pilihan.
Memang tak selamanya bermain di klub besar menjamin prestasi. Sri dulu hanyalah
atlet desa kini ia menjadi Srikandi untuk desanya. Semoga prestasinya terus
bertambah. Indonesia haus akan prestasi tunggal putri dan Indonesia berharap padamu. (MLA).