Total Tayangan Halaman

31 Mei 2014

Sri Fatmawati


Sri Fatmawati
Putri Desa Jadi ‘Sri’kandi Muda

Sri Farmawati, mungkin banyak yang belum mengenal atlet kelahiran 7 Juni 1999 ini. Ia memulai kariernya di bulu tangkis ketika ikut melihat saudaranya bermain bulu tangkis di desanya. “Dulu sih tau bulu tangkis dari lihat saudara main. Terus lama-lama suka dan ikut main juga,” kenang Sri.

Atlet asal Desa Tamansari Kecamatan Dringu Probolinggo ini mulai bermain bulu tangkis dari umur 6 tahun. Orang tuanya sangat mendukung ia menekuni dunia bulu tangkis. Lalu ia dimasukan ke Abadi Badminton Club di Problolinggo. Dari sanalah Sri dibina mulai dari nol hingga bisa masuk ke Pelatcab Abadi Probolinggo sebagai  7 atlet terbaik Se-Kabupaten Probolinggo.

“Saya merasa bangga melatih Sri dari yang belum bisa mukul dan akhirnya bisa membanggakan. Dia anak yang nurut saya yakin pasti dia bisa berprestasi lebih baik lagi. Pelatcab Abadi Probolinggo memang menyaring 7 atlet terbaik daerah untuk bisa masuk dan diikutkan pada kejuaraan-kejuaraan nasional, terutama Sirnas,” ujar Isye pelatih dari Sri.

Dengan perjuangan keras, atlet yang terdaftar sebagai Siswi Kelas 8 di SMP 2 Dringu ini, akhirnya menuai prestasi. Pada tahun 2013 ia berhasil menjuarai  4 dari 6 sirnas yang diikuti. Torehan prestasi pun dipertahankannya sampai pertengahan tahun ini.  Terbukti atlet yang mengidolakan Susi Susanti ini, berhasil menjuarai Sirnas Makasar dan Walikota Cup di Surabaya dengan mengalahkan Sang Juara Asia Youth Championship dari Jepang, Nidaira Natsuki.

Seiring banyaknya prestasi yang diperoleh Sri, banyak klub besar pula yang ingin meminangnya. Namun atlet masa depan indonesia ini memilih untuk berkarier di klub daerah asalnya. Orang tuanya pun mendukung pilihan Sri tersebut.

“Mau di sini aja, kalau di sini aku bisa melanjutkan sekolah formal dan ga mau jauh dari orang tua juga,” ujar atlet yang mengaku senang bermain rally ini. Hal senada pun dikatakan oleh pelatihnya. Ibu Isye sapaan akrab pelatih Sri ini mengutip perkataan orang tua Sri bahwa selagi masih bisa berprestasi di klub kecil mengapa harus pindah ke klub besar.

Hidup adalah sebuah pilihan. Memang tak selamanya bermain di klub besar menjamin prestasi. Sri dulu hanyalah atlet desa kini ia menjadi Srikandi untuk desanya. Semoga prestasinya terus bertambah. Indonesia haus akan prestasi tunggal putri dan Indonesia berharap padamu. (MLA).