Total Tayangan Halaman

18 Okt 2013

Perjalanan 'Perjuangan' Menuju Pare (Kisah Menuntut Ilmu di Kampung Inggris Part 1)

Tak pernah disangka Aku bisa melakukan perjalanan yang sangat jauh. Tak tanggung-tanggung sampai ke daerah Jawa Timur yang bisa dikatakan lumayan jauh dari Jawa Barat. Aku ke sana hanya demi mengisi liburanku. Waktu itu sempat bingung selama 2 bulan liburan apa yang mesti aku lakukan? hmm untung ada temanku yang bernama Nuri, dia mengusulkan untuk ke Pare yang banyak orang lebih mengenalnya dengan sebutan “Kampung Inggris”.

Sambil menyelam minum air itulah pribahasa untuk mengisi waktu liburku. "Yaa, selain liburan Aku kan juga dapat mengisi liburnku dengan menuntut ilmu bahasa inggris", pikirku dalam hati. Namun perjalanan dalam menuntut ilmu itu pun tak semudah apa yang dibayangkan. Walaupun niatnya baik yaitu menuntut ilmu tapi tetap saja banyak krikil yang harus ditempuh dan butuh perjuangan dalam menapaki secuil ilmu.

Di mulai dari keberangkatanku, Aku beli tiket kereta satu hari sebelum keberangkatan di stasiun Bandung. Aku berangkat malam hari dengan Nuri dan diantar oleh ayahku.  Aku kira tidak akan kehabisan tiket, maklum selama ini Aku belum pernah berpergian jauh dengan menggunakan kereta api kecuali dengan commuterline yang jaraknya hanya Jabodetabek saja. Eh ternyata tiketnya abis sampai tanggal 11 :(. Pernah sih ada temanku yang bernama Meike (Aku cerita ke dia kalau Aku mau ke pare dan banyak informasi yang Aku dapatkan sama dia karena adiknya Meike pernah ke sana juga) dia memperingatkanku tentang tiket kereta api, “Jangan sampai kamu kehabisan mil, kalau bisa beli jauh-jauh hari, kamu bisa beli di al*a mart atau ind*mart”, begitulah kira-kira kata dia. Nyesel juga sih tidak mendengarkan kata-kata dia.

Akhirnya besoknya Aku mencoba ke terminal bus. Sempet bingung bus yang ke arah terminal Kediri itu adanya di terminal leuwi panjang atau terminal caheum. Maklum kami berdua sama-sama pendatang di Bandung ini. Cari info ke temennya temen menanyakan busnya ada di terminal mana, kata dia ada di terminal lewi panjang. Akhirnya kami ke terminal lewi panjang. Di terminal lewi panjang Aku cari-cari bus yang ke arah ke kediri tapi tidak ada, kemudian Aku tanya tuh ke salah satu orang di sana dan ternyata bus yang untuk kota-kota jauh itu adanya di terminal caheum (issh aku salah informasi). Bodohnya Aku, saat biasanya pulang ke Bekasi selalu ke terminal lewi panjang terlebih dahulu. Aku jadi mikir "oh iya ya Aku kan ga pernah liat bus-bus yang ke arah daerah-daerah yang jauh. Paling di sana adanya bus jurusan Jabodetabek dan Jawa Barat saja". Mana perjalanan dari Ledeng ke Lewi Panjang jauh banget.

Takut kehabisan tiket. Akhirnya dari sana Aku naik damri yang ke arah terminal Caheum. Sesampainya di sana ternyata tiketnya juga habis dan adanya tanggal 12. OMG makin lama dong aku telat masuk belajarnya. Lalu aku pikir mending Aku naik kereta saja kan mereka bilang masih ada tiket kereta ke Kediri untuk tanggal 11 lagipula selain murah juga cepet sampainya kalau naik kereta api.

Pada hari itu juga Aku ke stasiun lainnya yang ada di Bandung juga yaitu Stasiun Kircon berharap stasiun ini ada tiket untuk Aku dan Nuri. Sesampainya di sana antrinya panjang banget dan eng ing eng ternyata tiketnya habis. Kata petugasnya di sana tiketnya yang masih tersisa itu tanggal 16. Langsung lemes seketika. Hampir putus asa untuk mendapatkan tiket. Kami sudah banyak mengeluarkan ongkos hanya untuk mendapatkan 2 buah tiket ke Kediri namun hasilnya nihil. Rasa lelah menghampiri Aku dan Nuri. Bayangkan kami dari ledeng terus ke terminal lewi panjang lalu ke terminal cahem lanjut ke stasiun kircon. Mungkin untuk orang Bandung tahu betapa jauhnya jarak tempat-tempat itu.

Akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke kosan Aku yang berada di Cilimus. Sempat pikir yang tiketnya habis itu kan untuk kereta Kahuripan saja yang memang adanya di Kircon, kalau kereta Malabar yang ada di Stasiun Hall Bandung kan kata petugasnya ada tanggal 11, mungkin beda. "Aduh masa kita harus ke stasiun hall bandung lagi" pikiran kami terus berkecamuk. Lalu kami putuskan untuk pulang saja dan berencana beli tiketnya di Ind*mart yang keberadaannya lumayan deket dari kosan aku, tepatnya depan Terminal Ledeng. "Siapa tahu aja ada", pikir kami berdua. Sesampainya di terminal ledeng kita langsung ke Ind*mart dan ternyata jreng-jreng tiketnya adanya untuk tanggal 16 Juli. Aduh sama saja kalau begitu mending naik bus yang buat tanggal 12. Kami pun memutuskan untuk ke kosan Aku terlebih dahulu untuk istirahat sebentar sekalian shalat ashar dan berdoa agar dimudahkan perjalanan kami menuju Pare.

Abis shalat asar kami menuju Terminal Caheum lagi. Sampai di sana ternyata eh ternyata tiket yang untuk tanggal 12 sudah habis, adanya untuk tanggal 13. Langsung Kami liat-liatan, terlihat sekali wajah Nuri tampak lelah, mungkin Aku juga sama di mata Nuri. Kami sontak langsung berdiskusi dan memilih untuk membeli tiketnya sekarang juga daripada nanti kehabisan lagi. Kami pun akhirnya memutuskan untuk membeli tiket bus jurusan Bandung-Kediri seharga 185ribu nama busnya Pahala Kencana. Heek mahal juga yah yang Aku kira paling ongkosnya120ribuan. Kata yang jual tiketnya itu sih harga tersebut sudah termasuk makan sekali dan busnya juga eksekutif yang enak. Ya akhirnya tiketnya pun sudah ada di tangan Kami berdua.

Yap tanggal 13 Kami berangkat. Sungguh tidak sabar ingin melihat suasana Jawa Timur itu seperti apa (maklum Aku ga punya kampung jauh sih haha). Pada jeda waktu 2 hari sebelum keberangkatan, Kami ke lakon dulu. Lakon adalah UKM Teater kampus kami berdua. Memang Lakon mau mengadakan acara Pagelaran Seni dan Budaya di Amphiteather UPI. Jadi kami ingin melihat latihan jiar mereka sekalian Kami sesumbar akan pergi ke pare untuk belajar bahasa inggris. Mereka pun men”cie-cie”kan kami. “Nanti kalau kalian balik ke Bandung bisa cas cis cus dong”, begitulah salah satu komentar dari teman-teman Kami. Aku dan Nuri pun tak lupa meminta doanya ke mereka semoga dilancarkan. Sebagai anggota yang baik Kami pun membantu mereka memasangkan perlengkapan pementasan.

Aku kaget kalau Nuri mau menginap di Amphiteather dan tidak tidur demi membantu anak-anak Lakon yang akan pentas. Aku langsung kesel bukannya tidak boleh membantu tapi waktunya tidak tepat kan besoknya mau berangkat, seharusnya dia tuh harus menjaga fisiknya dan siap-siap dari sebelumnya agar tidak terlambat. Memang dia loyalitasnya tinggi banget ke Lakon, tapi sayang Lakon menyia-nyiakan. Akhirnya Aku pulang ke kosan sendirian mana udah malem banget jam11-an.

Besoknya Aku sudah siap-siap packing buat berangkat ke Pare. Busnya dijadwalkan berangkat jam 17.00 WIB, jadi pagi-paginya bisa tinggal mengecek perlengkapan apa saja yang harus Aku bawa. Sempat mikir Aku kan dibawain koper sama mamah dan ayah katanya buat ke Pare tapi kok terlalu gede yah? takut lebay kesannya nanti temen-temen di sana malah bawanya cuma tas jinjing. Tapi sudahlah pake aja lagian bawa koper kan tidak perlu capek-capek angkat tinggal digiring doang. Karena perjalanan dari Ledeng ke Caheum itu lama+macet jadi Kami rencananya akan berangkat jam 14.00.

Tepat jam 14.00 Aku menunggu Nuri di Kosan belum dateng-dateng juga. Aku telepon dia, dan ternyata dia ada di Amphi. “bentar yah Mil, Aku lagi di Amphi, mau bantu bentar”, begitulah kata dia. Ya ampun anak ini padahal mau perjalanan jauh tapi masih mikirin Lakon -___-. Nah jam 14 lewat dia baru ke kosannya buat nyiapin baju+perlengkapan lainnya. Okay aku pun nunggu dia dan Kami juga makan dulu.

Tepat jam 15.00 kami berangkat dari kosanku. Kami ke terminal ledeng dulu, di tengah perjalanan, Aku lupa belum bayar uang kuliah dan hari ini adalah hari terakhir. Mampuslah udah jam3 tapi karena hari ini hari terakhir pembayaran kuliah dan kalau telat bayar bakalan dicutikan jadi lebih baik bayar SPP dulu ke BNI kampus. Di BNI antriannya parah. Mungkin karena pembayaran hari terakhir. “Sabar-sabar”, omonganku dalam hati. Aku baru kelar jam 15.30 dan langsung meluncur ke terminal Ledeng-Caheum. Berharap tidak macet di jalan eeeeeeeedodoe macet juga -__-, mana macetnya parah dan berada di beberapa titik, tidak hanya satu. Rasanya mau teriak. Ingin naik ojek tapi sepanjang jalan tak ada tukang ojek. Akhirnya Kami hanya pasrah di angkot.

Jam 16.45 Aku ditelepon dari pihak Pahala Kencana (mungkin dia bingung ni orang kenapa belum dateng). Setelah menjelaskan bahwa kami masih di perjalanan menuju Caheum si bapak-bapaknya pun bilang “Oke mba jangan lupa jam 17.00 harus sudah sampe di terminal caheum yah” omongan bapak itu masih terngingang di telingaku. Jam17.00 dia meleponku lagi menanyakan Aku sudah sampe mana. Aku bilang aja masih dalam perjalanan, macet parah. Terus dia bilang oke saya tunggu 15 menit lagi. Aduh Aku langsung lihat jam bener sudah jam 5 sore dan aku masih di daerah Taman Sari, masih jauh bangeeeet. Mana angkotnya ngetem segala.

Jam 17.15 dia nelepon aku lagi, dia menanyakan sudah sampe mana. “Aduh pak maaf banget, Kami masih terjebak macet, tolong tungguin Kami pak”, pintaku dengan intonasi memelas. “Emang mbanya udah ada di mana?”, tanya dia lagi. “Saya masih di katamso”. “Aduh mba itu masih jauh banget, penumpang yang lain sudah marah-marah, kalau begitu saya tinggalkan saja yah”. begitulah kira-kira ucapannya. Sontak Aku langsung bernegosiasi dengan Bapak itu memohon untuk menunggu Kami. Tapi ternyata tidak bisa, Kami pun ditinggal bus (hal yang paling konyol menurutku "ditinggal bus").

Helooow kejadian ditinggal bus itu langka sekali dan memalukan!!! Kalau ditinggal kereta sih masih wajar, ini ditinggal bus! parah banget. Sontak Kami jadi lemes, rasanya mau nangis. Nuri berpikiran untuk membatalkan saja ke Pare. Aku bilang jangan, sayang sudah bayar uang pendaftaran 660ribu. “Abis mau gimana lagi Mil, Aku ga ada uang lagi, udah abis buat ongkos”, pasrah nuri. Aku coba menguatkan dan meyakinkan hati dia, kita harus ke sana bagaimanapun juga. “Kamu bisa pinjem uangku dulu”, saranku. Kami pun telepon orang tua masing-masing mengabarkan bahwa kami ketinggalan bus. Saran mamanya Nuri sih terserah anaknya saja mau tetep lanjut ke pare atau enggak. Dengan segenap kemampuan Aku meyakinkan Nuri kalau ia harus ke Pare akhirnya dia pun mau juga.

Kami sampai Terminal Caheum jam 18.00 pas banget magrib. Di sana Kami bertemu ke penjual tiketnya, menumpahkan segala kesedihan yang Kami alami. Kami menanyakan apa besok masih ada tiket lagi. Alhamdulillah untuk tanggal 14 juli ada dan itu pas banget tinggal 2 tempat duduk. Kami harus membayar tiketnya lagi tapi karena mereka liat wajah sedih kami akhirnya mereka memangkas uang tiketnya 50% jadi kami hanya bayar 90rb saja. Kami langsung membelinya, “biarin deh bayar lagi yang penting kami bisa sampe Pare”, pikirku.

Tepat tanggal 14 Juli 2012 jam 11 siang Kami berangkat dari kosan. Tidak mau kejadian kemarin terulang lagi oleh karena itu Kami berangkat pagi-pagi. Sialnya tidak begitu macet, walaupun abangnya ngetem, jadinya Kami sampe di terminal caheum jam 12.30. Bayangkan saudara-saudara dari jam 12.30 ke jam 17.00 lama banget kan??? mana ternyata busnya datengnya jam 17.30. Setelah busnya sampe kami digiring ada salah satu bapak-bapak yang membantu Kami membawakan tas Kami, dia juga yang kasih tau Kami kalau busnya belum ada ataupun sudah ada. Aku bingung juga kok ada yah orang sebaik itu, mungkin karena kasian melihat Kami kemarin ketinggalan bus kali yah. Kami pun diantar sama bapak itu ke depan bus. Eh ternyata… si bapak itu minta bayaran 20ribu. Sontak kami kaget, “Dikira saya bapak mau membantu”, ungkap kekesalan Aku. “iya tapi tetep aja harus bayar”, jawab si bapak itu dengan menyebalkan. “saya ga ada uang receh pak”, jawabku. Lagipula emang bener Aku ga ada uang receh. Di dompetku yang ada 100rb. Eh si bapak itu malah jawab “saya ada kembaliannya kok”. Ebuset ini orang niat banget. Dengan gontai tanganku memberikan uang ke dia. Dalam keadaan seperti ini ada aja cobaan.

Akhirnya bus Pahala Kencana itu jalan mengantarkan Kami menuju Kediri. Di dalam perjalanan Aku menghabiskan waktu untuk tidur. Sampai pada akhirnya Kami diberhentikan di salah satu rumah makan. Kami sempet bingung, ini udah nyampe toh? koh cepet banget. Eh tau-taunya Kami dikasih makan gratis. Oia baru inget tiket bus Bandung-Kediri kan ada fasilitas dapet makan 1x. Sebelumnya Kami sudah dikasih snacke dikira snek itulah makanan yang dimaksud penjual tiket itu. Ternyata dikasih makan lagi alhamdulillah. Kali ini makanan berat (bukan batu loh yah hahaa)

Kami makan di rumah makan yang modelnya kaya prasmanan gitu. Kalau tidak salah ada 5 macam lauk termasuk lalapan. Tidak banyak variasinya juga sih. Aku makan telor balado sama sayur (lupa sayur apa). Oia sebelum mengambil makanannya, Kami diharuskan menunjukan tiket bus tersebut. Untung Aku bawa di dompet+tiketnya Nuri juga. Dia nitip tiket ke Aku, katanya kalau di dia takut hilang (hahaha nuri selalu begitu). Di tempat istirahat itu juga terdapat warung. Sekalian Aku mau beli Fr*sh C*re dan Ant*m*. Soalnya ini perut enggak enak banget+mual+ kepala pusing. Setelah naik bus lagi, Aku pun tertidur lagi. Sempet bangun tidur, tidur lagi, bangun lagi, tidur lagi (mbah suriiiip kaleee hahaa).

Ketika bangun lagi aku melihat pemandangan sekitar pukul 05.30 sudah mulai agak terang jadi terlihat pemandangannya. Pas lihat plang jalan, oh ternyata Aku sudah berada di Jawa Tengah. Oia dikira Aku dan Nuri, semua penumpang ini pada turun di terminal Kediri, tau-taunya ada yang turun di Surakarta, dll. Terus aku tidur lagi, bangun-bangun Sudah sampai di Nganjuk. Langsung perut bermasalah lagi dan kali ini malah ingin buang air besar n kecil. Kayanya masuk angin, gara-gara nahan buang angin (kan tau diri juga ga mungkin buang angin di bus yg berAC pula) jadinya malah ingin p*up mana kebelet p*pis juga. Akhirnya Aku ke toilet bus. Busnya ada toilet sih tapi tetep saja tidak nyaman, mana gayungnya gelas mineral water. Jam*annya juga yang duduk, semakin Aku berpikir 2x buat p*p n p*pis di sana. Aku emang tidak terbiasa jam*ban bermodel tempat duduk, kalaupun ada pasti tetep aja aku jongkok di tempat duduk itu (kaya di rumah) terus mana di bus kamar mandinya goyang-goyang semakin membuat tidak nyaman. Akhirnya aku menahan diri untuk tidak buang air besar n kecil dan harus menahannya sampe Terminal Kediri.

Sempet berhenti sekitar 20 menitan, Kami lihat di luar lewat kaca ternyata ada sesuatu yang rusak atau apa gitu tidak paham juga. Mau keluar males. Akhirnya busnya itu jalan lagi. Penumpang di bus sudah tinggal dikit 3 rombongan kalau tidak salah. rombongan pertama (2 orang) Aku dan Nuri, yang kedua (2 orang) lagi kayanya mereka temenan cewe-cowo. Terus yang ketiga (4 orang) kayanya mereka keluarga. Kami ditanya mau ke mana sama keneknya atau apanya gitu ga ngerti. Terus kami jawab mau ke Pare. Oia sebelum dia nanya ke Kami dia nanya dulu ke 2 orang cewe-cowo itu. Mereka jawab mau ke pare. Wow akhirnya Kami ada temennya. Lumayanlah jadi Kami bisa barengan sama mereka karena Kami juga tidak tahu sehabis dari terminal Kediri naik apa lagi untuk sampai ke Pare. Padahal Kami sudah pakai jasa penjemputan dari pihal travelnya tapi berhubung Kami sampai sananya minggu dan kata pihak sananya kalau hari minggu itu libur jadi Kami tidak dijemput, 60rb melayang.

Ternyata kami tidak diturunkan di terminalnya tapi di sebelumnya. Kata kenek+supirnya sih, turun sini saja ada banyak angkot yang ke arah Pare. Pas Kami turun sepi dan tidak ada angkot. Eh Kami ditanyai mau ke mana sama 2 orang sana. 1 orang bertanya ke 2 orang yang cewe-cowo itu, satu orangnya lagi bertanya ke Aku sama Nuri. Kami bilang mau ke Pare. “Oh ayo diantar.” dikira supir angkot eh tau-taunya tukang ojek. Siaaal!! Mana mereka minta bayaran 50ribu satu orang. Ih ogah banget mahal. Terus Kami liat cewe-cowo itu nyebrang jalan. Kayanya mereka tidak naik ojek yang ditawarin itu deh. Sempet mau naik ojek karena sudah tidak tahu lagi naik apa (kurang informasi sih) pas Kami lihat mereka, Kami pun menolak pake ojek dan mengikuti cewe-cowo itu.

Daaaan ternyata pilihan kami tepat! mereka naik angkot. Wow akhirnya ada angkot ke Pare. Lumayanlah lebih murah pasti, walaupun masih belum tau berapa harganya. Angkot di sana tidak sama seperti yang di Bekasi, Jakarta, ataupun Bandung. Jenis angkotnya mirip mobil pribadi. Posisi duduknya sama kaya mobil pribadi eh tapi sama kaya angkot yang jurusan leuwi panjang-ciwidey seperti itu deh, hehee.

Kami itu saling diem-dieman sama tuh cewe-cowo. Mereka juga tidak bertegur-sapa ke Kami atau tanya basa-basi lah tentang mau ke Pare juga yah atau menanyakan daftar di lembaga apa atau dari bandunnya di mananya atau apalah gitu, kan sama-sama dari Bandung tuh, tapi emang sih takut disangka SKSD juga. Akhirnya Aku memberanikan diri untuk bertanya. Penasaran juga sih mereka daftar di lembaga apa, siapa tau sama kan bisa bereng. Ternyata mereka  di lembaga ‘Genta’ si cewe itu ke sana untuk menemani adiknya, agar sekalian dari sana langsung pulang kampung ke Medan. Jadi si cewe itu sih cuma 2 minggu di Pare untuk menemani adiknya. Terus yang cowonya itu dia bilang sih temennya untuk menemani dia ke Pare. Entahlah itu temen atau pacarnya hahaha. Oia mereka dari kampus Telkom. Aku tidak menyangka ternyata dia orang Medan. Setahu Aku orang Medan itu punya ciri khas, dan dia mukanya bukan ciri khas orang Medan tapi malah lebih mirip ciri khas orang Bandung+logatnya juga, walaupun dia tidak berbicara bahasa sunda.

Seiring laju angkot, akhirnya angkot itu berhenti di lembaga ‘Genta’. Dalam hati bicara "oh ini toh lembaga genta, bagus juga tempatnya". Mereka pun turun. Sempat terdengar si cowo itu tanya berapa ongkosnya ke supirnya dan supirnya jawab 20ribu. Oh jadi nanti kita bayarnya 20ribu. Sebenernya kalau aku tahu dari awal sih biasanya itu 10-15ribu. Kami dibohongi, tapi tidak apa-apalah lagian bapaknya itu ramah juga dan mengantarkan kami tepat di depan lembaga yang ingin Kami belajar ilmunya yaitu ‘Marvelous’.

Sampailah kami di kantornya Marvelous, “ko kecil yah mana camp-nya”, tanyaku dalam hati. Kami pun mengurus administrasi di sana. Kemudian Kami diantar naik motor menuju camp. Karena motornya satu jadi Kami diantar bergantian. Pertama Nuri terebih dahulu. Aku menunggu di kantornya. Tak lama Aku pun diantar menuju camp14! Akhirnya Aku sampai juga di Pare juga yang biasa dikenal dengan sebutan "Kampung Inggris". :) 

***